Wilujeng warsa enggal 2013!

Setelah heboh ucapan selamat Natal seminggu yang lalu ternyata ada lagi sikap nyinyir dari sebagian kita dalam mensikapi pergantian tahun masehi. “Ini tahun barunya orang kafir, bukan tahun baru kita. Kita punya tahun baru sendiri, tahun baru hijriyyah!” mungkin begitu sikap yang mengemuka dari sebagian teman kita.

Bagi saya pribadi, bagaimanapun, tahun masehi berbasis matahari ini telah menjadi bagian dari hidup kita. Banyak siklus alam yang ditandai berdasarkan sistem ini: awal musim semi, akhir musim panas berganti musim gugur dan winter yang dingin menusuk, datangnya musim penghujan serta sirnanya hujan berganti kemarau semua terjadi akibat pergerakan bumi terhadap matahari dan menjadi dasar sistem penanggalan masehi. Anggaran belanja negara, rencana kerja organisasi, periode kepemimpinan seorang presiden, capaian kinerja perusahaan dan tahun akademik juga direncanakan, dilaksanakan, dikelola dan dievaluasi dalam bingkai waktu masehi. APBN tahun 2012 berbeda dengan tahun 2013; jika Anda telat bayar pajak tahun ini kena denda tahun depan, jika Anda bekerja di pabrik, maka hari2 ini adalah saatnya Anda boleh senyum-senyum menghitung bonus akhir tahun. Ini semua menyiratkan bahwa siklus 365 hari yang bermula 1 Januari dan berakhir 31 Desember ini “means something” dalam hidup sehingga tidak perlu dinafikan apalagi menolaknya mentah-mentah hanya karena ia berasal dari (menurut sebagian kita) “sistem kafir”.

Karena itu, saya tak pernah memperhadapkan tahun masehi dengan tahun hijriyah. Keduanya penting dan punya peran dalam hidup saya. Dalam kerangka keduanya rencana2 saya buat, saya laksanakan dan saya evaluasi. Pada keduanya saya menandai momen penting dan atau rutin dalam hidup saya: Ulang tahun, batas akhir bayar listrik, dan deadline laporan penelitian sebagai contaoh. NU dan Muhammadiyah saja punya dua peringatan harlah dan milad (keduanya berarti hari lahir) dalam sistem hijriyyah dan masehi. Karena itu buat saya, pergantian tahun ini tetaplah penting. Penyikapan saya terhadapnya bukanlah berdasar darimana ia “berasal” tetapi pada apa yang kita lakukan dalam momen ini, apa yang berhasil kita maknai dari 365 hari yang telah lewat serta apa yg akan kita siapkan untuk 365 hari menjelang.

Selamat tahun baru 2013! semoga tahun depan lebih baik untuk saya, Anda dan Indonesia kita tercinta!

Leave a comment